Monrisblog
Mari berbagi informasi dan ilmu kita, karena ilmu adalah cahaya yang kan menerangi kita saat gelap
Jumat, 20 Januari 2012
Selasa, 03 Mei 2011
Sam Kok – Naga & Phoenix -5
Kunjungan ketiga
“Untuk meminta bantuan dari orang yang hebat, Liu Bei harus mengunjunginya sebanayk 3 kali….”
Musim semi pun telah tiba, Liu Bei kembali ingin menemui Sang Naga Tidur. Dan untuk itu ia pun berpuasa selama 3 hari 3 malam, agar Yang Maha Kuasa memberi kemudahan kepadanya. Setelah mencari hari yang baik, ia pun hendak melakukan perjalannya ke kediaman Zhuge liang. Kedua saudaranya yang melihat hal itu tidak setuju dengan apa yang akan dilakukan oleh kakak mereka.
Guan Yu :”Kakak, kau sudah 2 kali gagal menemuinya……..kurasa ini sudah berlebihan, aku juga tak
percaya akan kepandaiannya, ia menghindarimu dan tidak berani datang ke sini untuk
menemuimu. Kenapa kau harus pergi mencarinya lagi ?”
Liu Bei :” Kau salah, adikku. pada masa musim semi dan musim gugur, pangeran Huan dari Qi
mengunjungi daerah timur 5 kali sebelum berhasil bertemu Guan Zhong. Dan keinginanku
menemui Zhuge Liang lebih besar daripada dia."
Zhang Fei :” Mungkin kau salah kakak, bagaimana mungkin orang desa itu memiliki kebijaksanaan yang
tinggi ? Kalaupun kau ingin menemuinya, biarlah aku yang pergi ke rumahnya dan
menangkapnya untuk kubawa menghadap kepadamu……”
Liu Bei :” Apakah kau lupa mengenai raja Wen yang mengunjungi Lu Wang, nelayan tua dipinggir sungai
Wei ? Jika raja Wen dapat berbuat seperti itu kepada orang bijak, maka akupun harus berbuat
seperti itu. Jika kau tidak mau ikut, maka aku akan pergi tanpa dirimu. Guru Sima Hui pernah
berkata bahwa aku hanya akan dapat bertemu dengan Naga Tidur dan Phoenix Muda apabila
aku memiliki Tekad yang kuat dan murni. Perjuanganku yang pantang menyerah ini adalah
bukti dari kuatnya tekatku, dan aku pun bersedia melakukan apapun agarkan bisa bertemu
mereka, itu adalah bukti kemurnian tekadku. Karena seseungguhnya yang membutuhkan
mereka bukanlah aku, melainkan rakyat Negara Han ini yang menderita karena kekacauan
yang tiada akhir ini……..”
Zhang Fei dan Guan Yu pun tak dapat berkata apa – apa lagi, mereka pun akhirnya menemani kakaknya lagi untuk menemui Zhuge Liang.
Sesampainya di kediaman Zhuge Liang, mereka disambut oleh Zhuge Jun. Ia menyambut mereka dengan ramah.
Zhuge Jun : “Kami benar – benar menyesal tuan, sampai – sampai membuat anda harus mendatangi daerah
terpencil seperti ini sampai tiga kali, apalagi di cuaca yang sedingin ini…..”
Liu Bei : ”Ah……tidaklah mengapa tuan Jun, demi bertemu Guru Naga, saya rela mengunjunginya
berkali – kali sekalipun. Lagipula daerah sini merupakan daerah yang sangat tenang dan indah.
Jadi…..apakah Guru Naga ada di rumahnya sekarang ?”
Zhuge Jun : “Anda sedang beruntung tuan, kakak saya sedang ada di rumah. Tetapi ia sedang tidur siang
sekarang, biarkan saya membangunkan ia dulu.”
Liu Bei : ”Oh…….tidak usah ! biarkanlah ia menyelesaikan tidur siangnya, saya akan menunggunya.
Tidaklah sopan saya yang membutuhkan Guru Naga mengganggu istirahatnya.”
Zhuge Jun : “Kalau begitu tunggulah di ruang tamu tuan…….silakan masuk……”
Liu Bei :”Baiklah, Guan Yu, Zhang Fei, kalian tunggulah disini….”
Liu Bei pun masuk dan menunggu di ruang tamu, sedangkan kedua adik angkatnya menunggu di luar…………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Hampir 2 jam lamanya………..Zhuge liang masih belum bangun juga, tetapi Liu Bei masih dengan sabar menunggunya. Kedua adiknya yang menunggu di luar menunggu dengan perasaan gusar…..
Zhang Fei : “ Keterlaluan….!!!!! Orang macam apa Zhuge Liang ini !! kalau ia tidak bangun – bangun juga biar kunyalakan banyak petasan di belakang rumahnya agar dia bangun !!!!!”
Guan Yu : “ Jangan gegabah Zhang Fei ! jangan melakukan tibadakan yang konyol atau semua pengorbanan
kakak menjadi sia – sia !”
Zhang Fei : “ Aku hanya tidak terima, bila kakak kita yang baik dan polos hatinya itu harus menunggu selama
ini. Sungguh itu sesuatu yang tidaklah pantas ia diperlakukan seperti itu !”
Guan Yu : “Aku juga sama sepertimu, tapi bagaimanapun juga kita harus menuruti kemauan kakak…..”
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Liu Bei : “ Kali ini Guru Naga sudah ada di dekatku, aku tak boleh melewatkan kesempatan emas ini atau
aku akan menyesal selama – lamanya.”
Walaupun telah jenuh menunggu, tetapi Liu Bei masih menyabarkan diri untuk menunggu bangunnya Guru naga……….
Setelah 3 jam lewat, akhirnya ada tanda – tanda bahwa Sang Naga akan bangun. Sang Naga Tidur telah bangun dari tidurnya, bangun dari dunia mimpi dan kembali kepada dunia nyata……..
Zhuge Liang : “ Hoaaahemmmm………………..benar – benar tidur siang yang menyegarkan, Adik Jun ………! Adakah orang yang mencariku saat aku tidur siang ? “
Zhuge Jun : “ Kakak…….Tuan Liu Bei sudah menunggu anda sejak 3 jam yang lalu, ia berada di ruang tamu
sekarang.”
Zhuge Liang : “Tiga Jam….?? Benar – benar lancing aku ini membuat seorang penguasa seperti dia
menunggu di rumah yang sederhana seperti ini. Mengapa engkau tak membangunkanku ?”
Zhuge Jun : “ Tuan Liu Bei sendiri yang memintaku untuk tidak membangunkanmu………ia tak ingin mengganggu tidur siangmu………..”
Zhuge Liang : “ Oh……mengapa juga ia harus melakukan hal seperti itu hanya untuk seorang petani seperti aku, baiklah aku harus menemuinya sekarang juga akun akan ganti baju dulu….”
Zhuge Liang pun segera mengganti baju dan menemi Liu Bei di ruang tamu. Liu Bei yang telah lama menunggu pun akhirnya menatap dengan mata kepalanya sendiri Sang Guru Naga, seorang pemuda yang berwajah berseri – seri seolah tak ada beban dalam hidupnya, ia bertinggi sedang mengenakan baju berwarna putih dan mengenakan topi sutra. Liu Bei agak terkejut, karena Guru Naga yang bijaksana itu ternyata masih berusia sangat muda, sekitar 27 tahun. Liu Bei lalu dengan cepat memberikan salam penghormatan…………….
- Bersambung.
Kamis, 14 April 2011
Admin Voice.........
12 April telah lewat, umurku genap 22 tahun sudah...............
Aku ingat saat aku masih kecil dulu, karena tanggal kelahiranku sama dengan tanggal kelahiran rasulullah SAW (tanggal 12) keluargaku mengharapkannku untuk menjadi seseorang yang selalu meneladani akhlak beliau.
22 tahun.............
Aku ingat saat aku berumur 6 tahun, dimana untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di kota Solo ini, tak ada sawah, tak ada bukit, tak ada pepohonan rindang, tak ada teman, tak ada kakek dan nenek, awalnya aku tak betah tinggal di sini, tapi lama kelamaan aku setelah aku dimasukkan ke sekolahan taman kanak - kanak di dekat rumahku....aku mulai kerasan juga.....dan kini telah 16 tahun aku berada di kota ini....tumbuh dan berkembang....
22 tahun...........
Sekarang aku seumuran dengan striker muda MU yang sedang melejit Javier "Chicarito" Hernandez (This boy is so amazing......!". Aku yakin kelak ia akan menjadi sehebat David Beckham ataupun C. Ronaldo. Dan dia akan mengenakan nomor punggung legendaris MU, no. 7. No. punggungnya yang 14 saja sudah menggambarkan bahwa kelak ia akan menggunakan no. 7 (14 : 2 = 7)
22 tahun..........
Aku jadi teringat tentang seorang samurai yang terkenal dari Jepang (mang di luar Jepang ada samurai???) Shanaou Yoshitsune. Sewaktu kecil bernama Ushiwakamaru, saat berumur 7 tahun diasingkan di kuil Kurama untuk mencegah dirinya berkembang menjadi pemimpin klan Genji yang ditakuti oleh klan Heike yang berkuasa. Di pengasingannya di kuil, ia menghabiskan waktu dengan beribadah, berlatih pedang, dan belajar kitab perang. Pada umur 17 tahun ia berhasil melarikan diri ke daerah Oshu (Wilayah utara Jepang) yang tidak tersentuh oleh kekuasaan klan Heike. Di sana ia mulai menghimpun kembali kekuatan klan Genji, dan pada Usia 22 tahun ia kembali menuju ke ibukota untuk menuntut balas terhadap klan Heike.......
Semoga di usiaku yang bertambah ini, bertambah pula apa - apa yang baik..........
Semoga di umurku yang berkurang ini, berkurang pula keburukan dan dosa - dosaku......
Amiiiinn.................
Aku ingat saat aku masih kecil dulu, karena tanggal kelahiranku sama dengan tanggal kelahiran rasulullah SAW (tanggal 12) keluargaku mengharapkannku untuk menjadi seseorang yang selalu meneladani akhlak beliau.
22 tahun.............
Aku ingat saat aku berumur 6 tahun, dimana untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di kota Solo ini, tak ada sawah, tak ada bukit, tak ada pepohonan rindang, tak ada teman, tak ada kakek dan nenek, awalnya aku tak betah tinggal di sini, tapi lama kelamaan aku setelah aku dimasukkan ke sekolahan taman kanak - kanak di dekat rumahku....aku mulai kerasan juga.....dan kini telah 16 tahun aku berada di kota ini....tumbuh dan berkembang....
22 tahun...........
Chicarito |
Sekarang aku seumuran dengan striker muda MU yang sedang melejit Javier "Chicarito" Hernandez (This boy is so amazing......!". Aku yakin kelak ia akan menjadi sehebat David Beckham ataupun C. Ronaldo. Dan dia akan mengenakan nomor punggung legendaris MU, no. 7. No. punggungnya yang 14 saja sudah menggambarkan bahwa kelak ia akan menggunakan no. 7 (14 : 2 = 7)
22 tahun..........
Patung Yoshitsune di Dannoura, Jepang |
Aku jadi teringat tentang seorang samurai yang terkenal dari Jepang (mang di luar Jepang ada samurai???) Shanaou Yoshitsune. Sewaktu kecil bernama Ushiwakamaru, saat berumur 7 tahun diasingkan di kuil Kurama untuk mencegah dirinya berkembang menjadi pemimpin klan Genji yang ditakuti oleh klan Heike yang berkuasa. Di pengasingannya di kuil, ia menghabiskan waktu dengan beribadah, berlatih pedang, dan belajar kitab perang. Pada umur 17 tahun ia berhasil melarikan diri ke daerah Oshu (Wilayah utara Jepang) yang tidak tersentuh oleh kekuasaan klan Heike. Di sana ia mulai menghimpun kembali kekuatan klan Genji, dan pada Usia 22 tahun ia kembali menuju ke ibukota untuk menuntut balas terhadap klan Heike.......
Semoga di usiaku yang bertambah ini, bertambah pula apa - apa yang baik..........
Semoga di umurku yang berkurang ini, berkurang pula keburukan dan dosa - dosaku......
Amiiiinn.................
Rabu, 30 Maret 2011
Sam Kok - Naga & Phoenix -4
Liu Bei |
Guan Yu |
Zhang Fei |
Kunjungan Pertama
Setelah mengetahui kediaman dari sang Naga Tidur, Liu Bei ditemani dua saudaranya Guan Yu dan Zhang Fei pergi hendak menemui Zhuge Liang dengan membawa banyak hadiah. Merekapun sampai di depan rumah sang Naga Tidur.
Zhang Fei : “Kakak pertama……rumah ini terlihat bukan dari seseorang yang terpelajar, hanya rumah seorang petani biasa, apa kau yakin ia merupakan orang yang hebat??”
Liu Bei : “Xu Shu dan guru cermin air saja mengakui kehebatannya, kita tak perlu ragu lagi dengan kemampuan yang ia miliki.”
Guan Yu :”Kakak, mari kita segera menemuinya dan mencaritahu seberapa hebatnya dia……..”
Liu Bei lalu mengetuk pintu rumah itu, tak beberapa lama muncullah seorang anak kecil yang membukakan pintu.
Anak kecil : “Ada yang bisa saya bantu tuan ?”
Liu Bei :”Aku Adalah Liu Bei, Jendral Dari Dinasti Han, Bangsawan Dari Yi Cheng, Pelindung Kekaisaran Wilayah Yu Zhou Dan Paman Dari Kaisar. Aku Datang Untuk Bertemu Dengan Guru Naga.”
Anak kecil :”Aku tak dapat mengingat semua itu……..”
Liu Bei :”Bilang saja pada guru Naga bahwa Liu Bei datang untuk bertemu dengannya.”
Anak kecil :”Guru Naga sudah pergi sejak pagi tadi dan sampai sekarang belum kembali…..”
Anak kecil :”Aku tidak tahu…….mungkin dia akan kembali 3 hari…atau mungkin 10 hari lagi.”
Zhang Fei :”Ia tidak ada di rumah, kakak mari kita pulang saja…….”
Guan Yu :”Kakak kita kembali saja……..lain waktu kita suruh seseorang untuk kemari dan memeriksa apakah guru Naga ada di rumah, baru kita kemari lagi.”
Liu Bei :”Hmmmmm……baiklah mari kita pulang saja. Adik kecil…..tolong sampaikan pada guru Naga bahwa Liu Bei telah kemari, dan kelak akan datang kemari lagi bila ia ada di rumah….”
Liu Bei meninggalkan kediaman Naga Tidur dengan perasaan kecewa, tapi ia masih berharap kelak dapat bertemu dengan Sang Naga Tidur.
Kunjungan Kedua
Beberapa hari kemudian, Liu Bei mengirim seorang utusan ke kediaman Guru Naga, setelah utusannya kembali, ia memberitahukan bahwa Guru Naga telah berada di kediamannya. Liu Bei pun segera bergegas untuk mencoba menemuinya kembali.
Zhang Fei :”Kakak, mengapa kau harus repot – repot menemui orang kampung ini ? Apa lagi cuaca sedang dingin sekali, suruh saja seorang utusan untuk memerintahkan dia pergi kemari menemuimu, bila ia menolak kita bisa menghukumnya…”
Liu Bei :”Diamlah Zhang Fei……..Meng Tzu murid Kong Fu Tzu berkata : 'Untuk datang menemui orang bijak tanpa melalui jalannya adalah seperti mengunci pintu yang ingin kau masuki' Zhuge Liang adalah orang yang paling hebat saat ini, bagaimana mungkin aku dapat memanggil dia ?"
Liu Bei sampai di depan pintu kediaman Naga Tidur, sang anak kembali menyambutnya, dan kali ini ia menjawab bahwa Zhuge Liang ada di kamarnya sedang membaca buku. Liu Bei pun dengan gembira mengikuti sang anak masuk ke rumah, di setiap dinding rumah itu dihiasi dengan berbagai puisi – puisi yang indah.
Sampai di sebuah ruangan, ia melihat seorang pemuda yang ia yakini bahwa itulah Zhuge Liang.
Liu Bei :”Guru……..telah lama saya mencari anda, saya telah datang kemari beberapa hari yang lalu dan tak mendapati anda di rumah, kini saya datang dengan menembus cuaca buruk di luar sana hanya untuk bertemu dengan anda saat ini.”
Pemuda itu segera membalas salam dan berkata : “Anda pastilah Liu Bei, penguasa kota Xin Ye yang datang ingin menemui kakakku.”
Liu Bei :”Jadi anda bukanlah Zhuge Liang, si Naga Tidur ?”
Pemuda :”Maaf tuan, saya adalah Zhuge Jun adik dari Zhuge Liang, anak ketiga dari keluarga ini, kakakku merupakan anak kedua, dan yang pertama adalah Zhuge Jin sang saat ini mengabdi kepada Sun Quan di daerah selatan.”
Liu Bei :”Apakah kakakmu Zhuge Liang ada di rumah sekarang?”
Zhuge Jun :”Saat ini ia sedang pergi bersama temannya, dan saya tidak tahu kapan ia akan kembali. “
Liu Bei :”Benar – benar tidak beruntungnya aku ini……..2 kali sudah aku gagal menemui Guru Naga..”
Liu Bei berpamitan dan segera pulang kembali ke Xin Ye bersama 2 saudaranya.
Guan Yu :”Ini benar – benar aneh kakak, bukankah sang anak tadi mengatakan ia ada di rumah? Tapi kenapa tiba – tiba ia tidak ada di rumah? Yang kutahu, seorang anak tidak pernah berbohong.”
Zhang Fei :”Kau benar kakak kedua, pasti Zhuge Liang sedang mempermainkan kita ! mari kita kembali, menggeledah rumah mereka dan menghukum mereka!”
Liu Bei :”Kita tak boleh berprasangka buruk seperti itu, bila ia berkata tidak ada di rumah maka pastilah ia tidak ada di rumah.”
Mereka bertiga pun kembali ke Xin Ye tanpa hasil. Hanya ditemani dinginnya angin di musim akhir tahun. Akan tetapi di dalam hatinya, Liu Bei masih menyimpan sebuah harapan untuk bertemu dengan Sang Naga Tidur……………..
-Bersambung-
Langganan:
Postingan (Atom)