Liu Bei |
Xu Shu |
Cao Cao |
Kepergian Xu Shu
“Walaupun zaman sedang kacau, walau hidupmu sudah makmur, walau musuh menjebakmu, janganlah lupa pada orang yang berjasa besar mendidik dan merwatmu…..ibu……”
Cao Ren yang dikalahkan oleh Liu Bei berkat strategi cemerlang dari Xu Shu kembali ke ibukota Xu Chang dan menghadap kepada Perdana menteri yang juga sekaligus saudaranya Cao Cao. Ia menjelaskan bagaimana ia bisa kembali hanya dengan 5000 tentara saja.
Cao Cao : “Hmmmm………bagaimana mungkin Liu Bei memiliki taktik perang yang sehebat ini ?? Siapakah yang menyusun taktik tersebut ?”
Cao Ren : “Aku dengar Liu Bei memiliki seorang ahli strategi bernama Xu Shu…..”
Cheng Yu : “Xu Shu katamu………???”
Cao Cao : “Kau tahu sesuatu tentang orang ini penasehat Cheng ?”
Cheng Yu : “Kami dulu berasal dari satu kota, dan kami juga pernah satu kelas ketika masih menjadi pelajar. Dia orang yang cerdas dan pandai bermain pedang, selain itu ia orang yang suka membela kebenaran. Pada suatu hari ia membunuh seseorang penguasa yang berlaku tidak adil kepada masyarakat. Dan karena itu ia menjadi buronan dan meninggalkan kota untuk melarikan diri. Tak kusangka dia sekarang mengabdi kepada Liu Bei dan menjadi penasehatnya…….”
Cao Cao : “Seberapa cerdaskah ia bila dibandingkan dengan dirimu?”
Cheng Yu : “ 10 kali lebih cerdas daripada saya tuan……..”
Cao Cao : “Sungguh disayangkan orang-orang handal berkumpul pada Liu Bei, sayapnya akan segera tumbuh. Apa yang akan kita lakukan ?”
Cheng Yu : “Tuan…….saya tahu bahwa ibu Xu Shu tinggal di kota Xu Chang ini, saya punya sebuah ide.”
Cao Cao : “ Apa idemu?”
Cheng Yu : “Kita sandera ibu Xu Shu, lalu kita kirim surat palsu kepada Xu Shu dengan mengatasnamakan ibunya. Kita minta Xu Shu untuk datang ke sini, Saya tahu Xu Shu tak mungkin mau bergabung dengan kita, tapi paling tidak itu akan membuatnya tidak mengabdi kepada liu Bei, dan kita dapat mengalahkan Liu Bei dengan mudah…..”
Cao Cao : “ Ha…..ha……ha……ide yang benar – benar bagus, aku setuju sekali…”
Cao Cao pun menangkap ibu Xu Shu dan mengirimkan sebuah surat palsu untuk Xu Shu di Xin Ye. Xu Shu yang membaca surat itu pun tahu bahwa ini adalah tipudaya dari Cao Cao, tapi ia benar – benar sangat khawatir akan ibunya. Ia pun menangis tersedu – sedu dan memberitahukan hal ini kepada tuannya Liu Bei. Liu Bei yang mendengarnya pun ikut menangis dan berkata
Liu Bei : “ Aku tak perlu mengingatkanmu akan kewajibanmu sebagai seorang anak terhadap ibunya. Pergilah ke ibukota dan selamatkanlah ibumu…….”
Xu Shu : “ Selain sedih akan nasib ibuku, aku juga bersedih karena harus meninggalkanmu……ini seperti meninggalkan terang dan pergi menuju gelap…..”
Keesokannya persiapan telah siap dan Xu Shu pun hendak pergi ke Xu Chang, Liu Bei dan 2 orang pengawalnya mengantarkan Xu Shu sampai ke bagian luar kota Xin Ye.
Xu Shu : “ Aku mengharapkanmu menjadi seorang pemimpin besar di negeri ini tuan, tetapi kekhawatiranku terhadap ibuku hanya akan menghalangiku untuk mewujudkannya, saya harap anda segera menemukan serang penasehat yang lebih bijak dari saya ini….”
Liu Bei : “ Saya tak akan pernah menemukan seseorang yang lebih baik darimu tuan……”
Xu Shu : “ Saya hanyalah orang bodoh yang tak berguna tuan…….”
Xu Shu pun memandangi dua pengawal Liu Bei dan berpesan kepada mereka.
Xu Shu : “ Tuan – tuan, saya harap setelah ini anda melakukan jasa yang besar, sehingga tuan Liu Bei dapat menuliskan dirinya dalam sejarah bangsa ini, jangan seperti saya yang meninggalkan pekerjaannya ½ jadi.”
Semua yang mendengarkannya merasa tersentuh oleh perkataan Xu Shu. Xu Shu pun sedikit demi sedikit beranjak meninggalkan mereka, setelah melewati pepohonan, iapun tak terlihat lagi.
Liu Bei : “ Dia telah pergi……….aku benar – benar kehilangan seorang penasehat terbaikku, dan juga sahabat setiaku…….”
Tiba tiba terdengar bunyi derap kuda yang keras, dari arah Xu Shu pergi…….ternyata Xu Shu dengan tergesa – gesa kembali menuju ke tempat Liu Bei……..
Liu Bei : “ Anda kembali!! Pastilah ini suatu hal yang sangat penting sehingga anda terburu – buru kembali kesini ?”.
Xu Shu : “ Tuan Liu Bei !! Saya kembali hendak mengatakan sesuatu tentang Naga Tidur dan Phoenix Muda!”
Liu Bei : “ Betulkah itu ? maukah kau memberitahuku siapa mereka ?”.
X u Shu : “ Naga Tidur adalah Zhuge Liang, dan Phoenix Muda adalah Pang Tong! Saya kurang tahu tentang keberadaan Pang Tong, tetapi mengenai Zhuge Liang, dia adalah sabahat baik saya, ia sangat berbakat dan seorang yang jenius! Ia tinggal sekitar 15 li di Kota Xiang Yang, di sebuah lembah yang bernama Naga Tidur, ia mengambil julukan tersebut dari nama lembah tempat ia tinggal.”
Liu Bei : “ Xiang Yang? Itu tak jauh dari sini. Dapatkah aku merepotkanmu dengan memintanya untuk mengunjungiku ?”
Xu Shu : “ Ia tak akan mau untuk mengunjungi anda, ia tidak suka dengan kehidupan kota dan urusan Negara, andalah yang harus mengunjunginya dan membujuknya untuk bergabung dengan anda.”
Liu Bei : “ Benarkah dia itu orang yang hebat ? seberapa hebat kah dia dibandingkan dengamu?”
Xu Shu : “ Dibandingkan dengan dia, hamba hanya seekor ulat dibandingkan dengan naga, seperti bebek dibandingkan dengan burung phoenix, ia adalah seseorang yang dapat mengukur langit dan menimbang bumi. Kejeniusannya sungguh tidak biasa, sayang ia terlahir di zaman yang salah, di zaman yang penuh kekacauan dan angkara murka ini.”
Liu Bei : “ Sehebat itukah dia? Maka aku harus mengunjunginya, dan membujuknya sebisaku, mungkin dialah seseorang yang dapat membawa perubahan bagi negeri ini…….”
Segera setelah urusannya selesai Xu Shu meninggalkan Liu Bei dan melanjutkan perjalannanya. Tapi ia merasa cemas bila temannya Zhuge Liang sang Naga Tidur tidak mau membantu Liu Bei, ia mampir sebentar ke kediamannya sekedar untuk membujuknya.
Xu Shu : “ Teman, aku berharap dapat mengabdi kepada Liu Bei, tetapi karena ibuku disandera Cao Cao, maka aku terpaksa meninggalkannya, sekarang aku berharap engkau dengan kelebihannmu itu dapat membantu Liu Bei untuk menyelamatkan Negara ini. Beberapa hari ke depan engkau akan mendapatkan kunjungan darinya, saya harap engkau paling tidak mau menemuinya dan mengenalnya lebih dekat.”
Zhuge Liang yang mendengar itu menjadi marah dan terbangun dari duduk santainya.
Zhuge Liang : “ Aku ikut berduka atas apa yang menimpa ibumu, tapi sungguh teganya dirimu menlanggar sumpahmu untuk merahasiakan identitasku, dan sekarang engkau menjadikanku sebagai korban dari kekacauan ini……”
Xu Shu : “ Maafkan aku teman………tapi Liu Bei ini benar – benar berbeda dari pemimpin – pemimpin yang lain, temuilah dia dan jangan menghindarinya……..”
Zhuge Liang : “ Aku hanya ingin hidup tenang disini, bertani, mengagumi alam dan jauh dari urusan duniawi. Aku tak mau bergabung dengan kesibukan – kesibukan dalam kekacauan dunia ini”
Zhuge Liang pergi meninggalkan Xu Shu. Keluar meninggalkan rumahnya sendiri
Xu Shu : ( Maafkan aku kawan…..tapi sampai kapan kau terus menutup matamu dari rakyat yang sengsara ini…….ketidakadilan ini……dan kekejaman Cao Cao. Aku yakin hanya engkaulah yang memiliki takdir untuk membuat perubahan ini, aku selalu melihat bahwa takdir selalu berjalan mendukungmu. Bangunlah dari tidurmu !! sudah ada seorang pemimpin yang akan dapat membuatmu terbang tinggi ke langit. Seorang yang akan menggunakanmu bukan untuk membuat kehancuran, melainkan perubahan. BANGUNLAH SANG NAGA!!!!! Jangan berlari dari dari takdirmu…….. bila kau terlahir sebagai naga…..maka hiduplah segagai naga…..dan matilah tetap sebagai naga…….”
Xu Shu segera bangkit dan meneruskan perjalannya yang jauh…..ke ibukota Xu Chang untuk menyelamatkan ibunya.
-Bersambung……..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar