Liputan6.com, Jakarta: Para peduli lingkungan memuji keputusan Burger King berhenti membeli minyak kelapa sawit dari perusahaan Indonesia yang dituduh merusak hutan, Sabtu (5/9).
Sehari sebelumnya, perusahaan hamburger raksasa asal Amerika Serikat yang baru-baru ini sepakat menjual perusahaan senilai US$ 3,26 triliun kepada 3G Capital, menyatakan telah membatalkan kontraknya dengan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology. Pihak Burger King tak bisa menerima praktik pertanian yang diterapkan perusahaan minyak sawit tersebut.
Hal ini dikutip dari audit independen yang ditemukan bahwa perusahaan perkebunan itu telah melanggar beberapa peraturan, termasuk penanaman di beberapa rawa gambut dan hutan sekunder.
"Praktik-praktik ini tidak konsisten dengan komitmen tanggung jawab perusahaan kami," kata Burger King dalam pernyataannya di halaman Facebook karena bergabungnya dengan daftar pertumbuhan perusahaan multinasional yang telah rusak hubungan dengan Sinar Mas. Burger King tidak mengatakan alternatif lain sumber minyak kelapa sawit yang digunakan untuk menggoreng kelak.
Kelompok lingkungan hidup Greenpeace yang menuding perusahaan Sinar Mas menghancurkan hutan yang merupakan rumah bagi orang utan dan spesies langka lainnya, sangat menyambut tindakan Burger King. Bustar Maitar, juru kampanye hutan regional kelompok itu, mendesak konsumen lain korporasi besar seperti Cargill, Pizza Hut dan Dunkin Donuts untuk melakukan hal yang sama.
Jatna Supriatna dari Conservation International Indonesia melihat langkah ini sebagai pelajaran untuk Sinar Mas dan perusahaan lain yang telah menghancurkan hutan tropis. Hutan bagi satwa liar terancam punah dan hutan yang juga berperan sebagai filter untuk menyerap karbon dioksida, penyebab utama perubahan iklim global.
Indonesia adalah produsen terbesar di dunia minyak sawit, komoditas murah digunakan untuk pembuatan minyak goreng, margarin, kosmetik dan bahan bakar bio.
Adsapun Sinar Mas kecewa dengan keputusan Burger King. Namun, Sinar Mas akan bekerja keras untuk meyakinkan perusahaan AS itu berkomitmen untuk praktik-praktik berkelanjutan. Unilever, Nestle dan Kraft Foods baru-baru ini juga memiliki hubungan yang rusak dengan Sinar Mas [baca: Unilever Putus Pasokan Minyak Sawit Indonesia].(ANS/AP)
Sehari sebelumnya, perusahaan hamburger raksasa asal Amerika Serikat yang baru-baru ini sepakat menjual perusahaan senilai US$ 3,26 triliun kepada 3G Capital, menyatakan telah membatalkan kontraknya dengan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology. Pihak Burger King tak bisa menerima praktik pertanian yang diterapkan perusahaan minyak sawit tersebut.
Hal ini dikutip dari audit independen yang ditemukan bahwa perusahaan perkebunan itu telah melanggar beberapa peraturan, termasuk penanaman di beberapa rawa gambut dan hutan sekunder.
"Praktik-praktik ini tidak konsisten dengan komitmen tanggung jawab perusahaan kami," kata Burger King dalam pernyataannya di halaman Facebook karena bergabungnya dengan daftar pertumbuhan perusahaan multinasional yang telah rusak hubungan dengan Sinar Mas. Burger King tidak mengatakan alternatif lain sumber minyak kelapa sawit yang digunakan untuk menggoreng kelak.
Kelompok lingkungan hidup Greenpeace yang menuding perusahaan Sinar Mas menghancurkan hutan yang merupakan rumah bagi orang utan dan spesies langka lainnya, sangat menyambut tindakan Burger King. Bustar Maitar, juru kampanye hutan regional kelompok itu, mendesak konsumen lain korporasi besar seperti Cargill, Pizza Hut dan Dunkin Donuts untuk melakukan hal yang sama.
Jatna Supriatna dari Conservation International Indonesia melihat langkah ini sebagai pelajaran untuk Sinar Mas dan perusahaan lain yang telah menghancurkan hutan tropis. Hutan bagi satwa liar terancam punah dan hutan yang juga berperan sebagai filter untuk menyerap karbon dioksida, penyebab utama perubahan iklim global.
Indonesia adalah produsen terbesar di dunia minyak sawit, komoditas murah digunakan untuk pembuatan minyak goreng, margarin, kosmetik dan bahan bakar bio.
Adsapun Sinar Mas kecewa dengan keputusan Burger King. Namun, Sinar Mas akan bekerja keras untuk meyakinkan perusahaan AS itu berkomitmen untuk praktik-praktik berkelanjutan. Unilever, Nestle dan Kraft Foods baru-baru ini juga memiliki hubungan yang rusak dengan Sinar Mas [baca: Unilever Putus Pasokan Minyak Sawit Indonesia].(ANS/AP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar