Selasa, 07 September 2010

Film Inspiratif : DEPARTURES

DEPARTURES
Film Jepang garapan Yojiro Takita memenangkan Academy Award for Best Foreign Language Film pada Oscar ke 81 tahun 2009. Di Jepang, Film ini meraup $61,010,217, sampai pada 12 Apri , 2009.

Ditayangkan di Metro TV pada :
4 September 2010 jam 21.00 WIB 

Sepulang dari sholat tarawih di masjid dan setelah selesai makan besar, iseng – iseng aku menyalakan TV. Dan ketika aku mengganti channel ke saluran Metro TV, aku mendapati sebuah film berbahasa jepang yang cukup menarik dengan judul “Departure” (Keberangkatan). Well……kira – kira begini jalan ceritanya………..

PROLOGUE
Daigo Kobayashi, seorang pemain Sello (biola yang berukuran besar) merasa depresi setelah kematian ibunya. Ia memutuskan untuk menjual sello pemberian ayahnya, karena ia ingin menghapus kenangan buruk ayahnya yang pergi meninggalkan ia beserta ibunya sewaktu masih kecil, dan tidak pernah kembali lagi.

Daigo bersama istrinya Mika pindah dari Tokyo ke bekas kedai kopi ayahnya di  daerah Yamagata. Saat hendak mencari pekerjaan di daerah tersebut, Daigo tertarik untuk melamar pekerjaan di biro keberangkatan  NK, karena menawarkan jam kerja yang singkat dan bergaji tinggi. Daigo mengira bahwa perusahaan itu adalah perusahaan biro perjalanan dan ia akan bekerja sebagai pemandu wisata atau sebagainya.

MAIN STORY
Akan tetapi, setelah daigo mendatangi kantor biro NK tersebut, daigo terkejut ketika mengetahui bahwa biro NK bukan mengurusi masalah keberangkatan wisata, melainkan mengurusi masalah keberangkatan ke alam baka (mengurus jenasah, merias, dan memasukkannya ke peti mati). Daigo sempat menolak pekerjaan tersebut, tapi sang bos biro NK memohon kepada daigo untuk mau mengambilnya serta mengiming – imingnya dengan gaji awal 500.000 yen (Daigo hanya meminta 50.000 yen pada mulanya). Daigo pun dengan berat hati menerima pekerjaan tersebut.

Konflik mulai terjadi ketika Mika istri Daigo mengetahui pekerjaan baru Daigo tersebut. Mika merasa malu akan pekerjaan suaminya tersebut, dan memutuskan pulang ke Tokyo. Ia baru mau kembali bila Daigo mau meninggalkan pekerjaan yang dianggapnya “kotor” tersebut. Daigo pun berniat mengundurkan diri, tetapi sang bos memberinya penawaran untuk mencobanya dulu beberapa lama dan baru memutuskan untuk mengundurkan diri atau tidak.

Akhirnya Daigo pun mencoba pekerjaan itu untuk beberapa lama. Setelah beberapa kali mengurusi jenazah, Daigo mulai menyadari bahwa pekerjaannya bukanlah suatu pekerjaan yang memalukan sebagaimana kata istrinya. Justru ia mulai mengetahui letak kebanggaan dari pekerjaan mengurus jenazah. Di saat keluarga jenazah sedang berduka, ia sebagai pengurus jenazah datang memberikan penghormatan terkhir untuk jenazah tersebut dan memperlakukan jenazah tersebut secara hormat sebagaimana saat ia hidup dahulu. Dan setelah selesai mengurus jenazah ia selalu mendapatkan ucapan terima kasih yang tak terhingga dari para keluarga korban, selain itu ia juga selalu mendapat pelajaran berharga dari setiap kisah hidup dari jenazah yang diurusnya.

3 bulan sudah Daigo menjalani pekerjaannya sebagai pengurus jenazah, ia semakin terbiasa dengan pekerjaannya itu. Dan semuanya semakin menjadi lebih baik ketika ia mendapati Istrinya kembali ke rumah dan memutuskan hidup bersamanya lagi. Mika merasa khawatir akan suaminya, dan ia juga memberitahukan bahwa ia sedang mengandung anak mereka. Tapi Mika masih keberatan dengan pekerjaan suaminya tersebut “Anak kita nanti akan merasa malu dan akan dijauhi teman – temannya bila mengetahui bahwa pekerjaan ayahnya adalah seorang pengurus jenazah”.

RESOLUTION
Selang beberapa hari ada sebuah pemberitahuan bahwa ayah Daigo telah meninggal. Daigo pada mulanya tidak ingin melayat, karena ayahnya tersebut telah mencampakkanya saat masih kecil. Tapi setelah dibujuk oleh bosnya dan istrinya, hati Daigo akhirnya luluh juga, dan ia bersedia melayat ke rumah ayahnya. Akhir dari film ini ditutup dengan adegan Daigo mengurusi jenazah ayahnya sendiri untuk menuju ke peristirahatannya yang terakhir. Istri daigo yang melihat secara langsung bagaimana suaminya mengurusi jenazah ayahnya, mulai menyadari bahwa pekerjaan sebagai pengurus jenazah itu adalah pekerjaan yang penuh kehormatan dan penuh dengan etika yang tinggi , karena hanya orang tertentu sajalah yang mau melakukan pekerjaan tersebut.





Berikut adalah beberapa dialog dari film departure yang mengandung banyak pelajaran bagi kita.

-Perdebatan Mika dan Daigo
Mika : “Setidaknya carilah pekerjaan yang NORMAL !!!”
Daigo : “Ini adalah pekerjaan yang normal!, kematian juga merupakan suatu hal yang normal!, kelak aku akan mati, kau pun juga akan mati….”

-Perbincangan Daigo dan Bosnya
Bos : “Mencari uang dari kematian itu bukanlah suatu hal yang memalukan. Lihat ikan ini, ini juga merupakan jenazah, dan manusia setiap hari memakannya untuk bertahan hidup. Kita tak akan bisa hidup tanpa adanya kematian dari makhluk yang lain.”
Bos  : “Aku mulai menekuni pekerjaan ini 9 tahun yang lalu, tepat saat istriku meninggal. Aku sendirilah yang mengurusi jenazah istriku, dan sejak itu akupun terjebak pada pekerjaan ini.”

-Upacara pemakaman anak yang tewas tertabrak mobil
Wanita : “apa yang kau lakukan!! Kau meriasnya dengan salah!! Ia bukan anakku yang dulu, ia sudah berubah!!”
Suami Wanita : “Tidak!!! Kamulah yang yang merubah anak kita!!! Anak kita berubah karena kamu tidak pernah memperhatikannya dulu!!!! Setidaknya belajarlah dari orang itu (Daigo) ia mau peduli pada jenazah anak kita disaat banyak orang yang lain tidak mau melakukan pekerjaan tersebut!!!”


Note : Upacara mengurus jenazah dalam tradisi orang Jepang hampir sama dengan upacara minum teh. Banyak peraturan – peraturan tertentu dalam memperlakukan sang jenazah, dan harus dilakukan secara hati – hati karena jenazah sangatlah rapuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar